Uang Javasche 1815-1920

Semua pecahan seri Javasche Bank sampai dengan tahun 1920 seperti:

Seri Creatie (1815)


 
Seri Creatie 1815 merupakan surat kredit pemerintah Belanda, terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, 50, 100, 300, 600 dan 1000 gulden. Dicari dalam kondisi baik dan asli. Seri ini banyak sekali dipalsukan, terutama untuk pecahan 1 dan 1000 gulden.



 

Seri Recepis (1846)

Seri Recepis atau disebut juga Recepis Perak (1846) terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, 100, 500 gulden.



Seri Bingkai I (1864-1903)




Seri yang sangat sulit ditemukan, bernilai tinggi dan terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 200, 300, 500 dan 1000 gulden.


Seri Bingkai II (1873-1924)

Terdiri dari pecahan 10, 25 dan 50 gulden,
Ada dalam bentuk specimen dan ada juga yang bernomor jalan.


Seri Coen Mercurius (1897-1924)

Bentuknya besar dan memiliki tepi yang tidak rata, bergambar JP Coen di kanan dan patung Mercurius di kiri, terdiri dari pecahan 100, 200, 300, 500 dan 1000 gulden. Juga terdapat dalam bentuk beredar dan specimen.


Seri Coen I (1901-1924)

Hanya terdiri dari pecahan 5 gulden, tetapi memiliki setidaknya 10 variasi tanda tangan. Terdapat dalam bentuk specimen atau nomor jalan.


Seri Munbiljet Wilhelmina (1919-1920)

Diterbitkan dalam rangka perkawinan ratu Wilhelmina, terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 gulden.


Seri Gedung (1919-1921)

Bergambar gedung Javasche bank, terdiri dari pecahan 20, 30 dan 40 gulden.


Seri Munbiljet II (1920)

Terdiri dari pecahan 1/2, 1 dan 2,5 gulden. Pecahan 1/2 dan 1 gulden cukup mudah ditemukan, tetapi pecahan 2,5.




Seri JP Coen II (1925-1931)

Pecahan 5, 10, 25, 50 dan 100 gulden EF
Pecahan 200, 500 dan 1000 gulden.
Pecahan 300 gulden.


Seri Wayang 1938-1939

Pecahan 5, 10, 25 gulden UNC
Pecahan 50 dan 100 gulden
Pecahan 200, 500 dan 1000 gulden.


Seri NICA 1943

Pecahan 25, 50 dan 100 gulden
Pecahan 500 gulden.

Uang Seri Sukarno Tahun 1964

Seri Sukarno emisi 1964 ini hanya terdiri dari 2 pecahan dengan 5 variasi, masing-masing 3 variasi untuk pecahan satu Rupiah dan 2 variasi untuk pecahan dua setengah Rupiah. Uang ini merupakan uang kertas Pemerintah Republik Indonesia yang dicetak oleh Percetakan Kebajoran. Mari kita lihat bersama.

Satu dan dua setengah Rupiah seri Sukarno 1964



Pecahan 1 Rupiah 1964

Pada bagian depan uang yang berwarna merah ini bergambar Presiden Soekarno dengan latar belakang pohon tebu. Ditandatangani oleh Dr. Soemarno Sosroatmodjo yang menjabat sebagai menteri keuangan periode 13 November 1963 - 25 Juli 1966. Pengaman yang digunakan adalah tanda air Garuda Pancasila yang terletak di bagian tengah uang. Selain itu juga terdapat rumus rahasia pada nomor serinya.


Pada bagian belakang terdapat gambar penari wanita yang menurut buku Sejarah Bank Indonesia Periode II: 1959-1966 merupakan gambar Dewi Srikandi.

Bagian belakang uang bergambar penari wanita (Srikandi)


Dewi Srikandi menurut pewayangan Jawa merupakan seorang wanita yang mahir mempergunakan senjata panah. Kepandaian tersebut ia dapatkan sewaktu berguru pada Arjuna yang kemudian menjadi suaminya. Ciri khas dewi ini selain berwajah cantik adalah selalu membawa anak panah dipunggungnya.


VARIASI

Pecahan ini memiliki 3 variasi berdasarkan tulisan pencetaknya, yaitu :
1. Tanpa pencetak alias kosong
2. Pertjetakan Kebajoran
3. P.N. Pertjetakan Kebajoran

Tiga variasi pecahan 1 Rupiah 1964


Perubahan dari Pertjetakan Kebajoran menjadi P.N. Pertjetakan Kebajoran tidak lepas dari status perusahaan yang berubah dari Perusahaan Pertjetakan Negara Kebajoran menjadi Perusahaan Negara (P.N.) Pertjetakan Kebajoran dengan direksi dipegang oleh Bank Indonesia. Perubahan ini terjadi sekitar tahun 1963.

Perbedaan pencetak, tanpa P.N. (atas) dan dengan P.N. (bawah)


Variasi 1. Tanpa pencetak

Terdiri dari 2 huruf diikuti 6 angka.
Prefiks tertinggi yang saya catat adalah EF (mohon koreksi bila ada yang memiliki lebih dari EF), berarti perkiraan populasi adalah :
6 angka yang terpakai semua, berarti setiap 1 prefiks sekitar 1 juta lembar
Huruf X dan I diasumsikan tidak terpakai berarti ada 24 huruf
AA - AZ ada 24 x 1 juta lembar = 24 juta lembar
AA - DZ ada 4 x 24 juta lembar
EA - EF ada 6 x 1 juta lembar
Total semua AA - EF adalah sekitar 102 juta lembar.

Variasi 1, tanpa pencetak


Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran

Terdiri dari 3 huruf diikuti 6 angka dengan kunci terletak pada huruf pertama. Angka selalu dimulai dengan 0 sehingga yang terpakai penuh hanya 5 angka.
Sampai saat ini huruf terbesar adalah BVA (mohon koreksi bila ada yang lebih besar lagi), sehingga populasi bisa diperkirakan sebagai berikut:
Setiap satu prefiks (misal AAA) memiliki 5 angka yaitu 100.000 lembar
Huruf X dan I diasumsikan tidak terpakai, sehingga total ada 24 huruf dari A sampai Z
AAA - AAZ ada 24 x 100.000 lembar = 2,4 juta lembar
AAA - AZZ ada 24 x 24 x 100.000 lembar = 57,6 juta lembar
BAA - BUZ ada 20 x 24 x 100.000 lembar = 48 juta lembar
BVA ada 100.000 lembar
Sehingga total dari AAA - BVA ada sekitar 105,7 juta lembar.


Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran


Variasi 3. P.N. Pertjetakan Kebajoran

Variasi ini memiliki ciri sebagai berikut :
1. Terdiri dari 3 huruf 6 angka
2. Huruf terakhir yang terdata selalu Y (penting diperhatikan). Sampai saat ini prefiks terbesar yang tercatat adalah BOY (sekali lagi mohon koreksi bila teman-teman memiliki prefiks yang lebih besar lagi).
3. Angka pertama selalu 0

Mari kita hitung berapa perkiraan populasinya :
AAY = 100.000 lembar
X dan I diasumsikan tidak terpakai
AAY - AZY = 24 x 100.000 lembar = 2,4 juta lembar
BAY - BOY = 14 x 100.000 lembar = 1,4 juta lembar
Total dari AAY - BOY ada sekitar 3,8 juta lembar

Variasi 3. P.N. Pertjetakan Kebajoran


Dengan demikian kita sudah mendapatkan angka perkiraan populasi dari ketiga variasi tersebut, yaitu 102 juta lembar untuk variasi 1, 105,7 juta lembar untuk variasi 2 dan hanya 3,8 juta lembar untuk variasi 3. Atau bila dibuat perbandingan antara variasi 1 : 2 : 3 adalah 27 : 28 : 1.
Jadi dari setiap 56 lembar uang ini hanya terdapat 1 lembar variasi 3. Sungguh jumlah yang sangat sedikit, tidak heran harganya sangat mahal bila dibandingkan kedua variasi lainnya.


Pada lelang Java Auction tahun 2005, selembar uang variasi 3 yang berkondisi UNC terjual seharga Rp.1 juta belum termasuk fee 15%. Padahal harga variasi 1 dan 2 tidak lebih dari beberapa puluh ribu rupiah saja.

Variasi 3 UNC ditawarkan dengan harga Rp.1 juta pada lelang tahun 2005

Karena harga variasi 3 jauh lebih tinggi dibandingkan variasi lainnya, maka jangan heran bila ada oknum2 tertentu yang bermaksud untuk memanipulasi, mereka berpikir dengan menambahkan P.N. Pertjetakan Kebajoran pada variasi 1 atau P.N. pada variasi 2, maka semuanya akan beres. Mereka tidak tahu bahwa variasi 3 memiliki ciri-ciri khas seperti yang saya sebutkan di atas yaitu :
1. Terdiri dari 3 huruf 6 angka
2. Huruf ketiga yang tercatat selalu Y dan
3. Angka pertama selalu 0

Berdasarkan ketiga ciri tersebut, coba kita perhatikan gambar uang yang terdapat di KUKI.
Pertanyaan saya: Apakah uang yang diberikan nomor H-286 tersebut sesuai? Perhatikan sisi depan yang bertulisan P.N. (variasi 3) dan bandingkan dengan nomor seri pada sisi belakangnya.


Gambar uang pada KUKI tidak sesuai antara sisi depan dengan sisi belakangnya, sisi depan menampilkan variasi 3 sedangkan sisi belakang adalah milik variasi 1. Saya yakin teman-teman semua tidak ada yang menyadari kekeliruan ini, tetapi sekarang tentu sudah tahu jawabannya bukan?


Jenis-jenis lain
Selain versi beredar, ditemukan juga variasi-variasi lain seperti :


SPECIMEN

Semua variasi seharusnya ada versi SPECIMEN nya, tetapi saya belum mendapatkan gambar specimen variasi 3. Perhatikan prefiksnya yang dimulai dengan huruf X.



PROOF

Tanpa nomor seri, pernah ditampilkan di Java Auction beberapa tahun yang lalu.




Pecahan 2,5 Rupiah 1964

Sisi depan bergambar sama dengan pecahan 1 Rupiah, dengan warna dominan biru tua. Sisi belakang bergambar penari wanita yang menurut literatur adalah Dewi Larasati. Seperti halnya Dewi Srikandi, Larasati ternyata adalah salah satu istri Arjuna juga.

Bagian belakang bergambar penari wanita (Dewi Larasati)


Variasi

Terdapat 2 variasi pada pecahan ini yaitu
1. Tanpa pencetak
2. Pertjetakan Kebajoran

Dua variasi: Tanpa pencetak (atas) dan Pertjetakan Kebajoran (bawah)


Variasi 1. Tanpa pencetak

Terdiri dari 2 huruf dan 6 angka, variasi ini umum ditemukan dan bernilai tidak terlalu tinggi, hanya sekitar beberapa puluh ribu rupiah saja.

Variasi 1. Tanpa pencetak


Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran

Terdiri dari 3 huruf dan 6 angka dengan angka pertama selalu 0. Variasi ini juga cukup banyak dan mudah ditemukan. Harga sedikit lebih mahal bila dibandingkan variasi 1.

Variasi 2. Pertjetakan Kebajoran


Harga pecahan 2,5 Rupiah 1964 menurut KUKI 2010



Versi lain

Selain versi beredar juga ditemukan versi SPECIMEN nomor jalan yang dimulai dengan huruf X.

Specimen nomor jalan pecahan 2,5 Rupiah 1964





Kesimpulan seri Sukarno 1964 :
1. Terdiri dari 2 pecahan: 1 dan 2,5 Rupiah
2. Pecahan 1 Rupiah memiliki 3 variasi, dan variasi P.N. merupakan tersulit sekaligus termahal
3. Variasi P.N. memiliki ciri tertentu, harap dipelajari agar tidak tertipu
4. Terdapat jenis-jenis lain seperti Specimen dan Proof


Jakarta 16 September 2010
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Standard Catalog of World Paper Money
3. Percetakan Uang RI dari Masa Ke Masa (Perum Peruri)
4. Sejarah Bank Indonesia Periode II
5. Wikipedia
6. Koleksi teman-teman kolektor

Uang Seri Sukarno Tahun 1960

Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500 dan 1000 rupiah






Merupakan seri yang sangat diminati oleh para kolektor mancanegara, mungkin karena kharisma bapak Proklamator kita atau mungkin juga karena memiliki corak penari yang menarik. Pecahan 5, 10 dan 100 rupiah hanya dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran sehingga tidak memiliki variasi nomor seri, hanya variasi watermark. Tetapi untuk pecahan2 lainnya selain dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran juga dicetak oleh Thomas De La Rue, sehingga memiliki variasi nomor seri dan watermark yang sangat banyak. Yang terbanyak variasinya adalah pecahan 500 rupiah (6 variasi) sedangkan pecahan 25, 50 dan 1000 rupiah masing-masing terdiri dari 4 variasi.



Semua pecahan seri Sukarno mempunyai gambar depan yang serupa sedangkan di bagian belakang bergambar penari. Pecahan 5, 25 dan 50 rupiah bergambar seorang penari wanita, sedangkan pecahan lainnya bergambar 2 orang penari.



Selain seri Sukarno yang bertahun 1960, juga terdapat seri Sukarno lainnya yaitu seri sukarno Borneo bertahun 1961, seri Sukarno II bertahun 1964, seri Sukarno Irian Barat 1960-1961 dan seri Sukarno Kepulauan Riau 1960-1961. Semuanya akan dibahas satu persatu.


Pecahan 5 rupiah


Sukarno 25 rupiah 1960, perhatikan perbedaan letak benang pengaman




Mempunyai dua variasi tanda air yaitu gambar Sukarno (bagian atas) dan gambar banteng. Keduanya relatif mudah ditemukan dan berharga tidak terlalu mahal, sekitar Rp.30 ribu untuk kondisi UNC. Variasi tanda air Sukarno mempunyai benang pengaman di sisi kanan dekat dengan watermarknya sedangkan variasi banteng mempunyai benang pengaman di sisi kiri berseberangan dengan tanda airnya. Harga kedua variasi kurang lebih sama. Tidak ada kesulitan untuk memperoleh pecahan ini dalam bentuk yang UNC.


Pecahan 10 rupiah



Pecahan 10 rupiah 1960

Berwarna coklat muda dengan 2 penari wanita di bagian belakangnya. Sebenarnya hanya mempunyai satu macam tanda air yaitu bergambar wajah Sukarno. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdapat dua macam wajah, yaitu yang 'lebih kurus' dan yang 'lebih gemuk' . Perhatikan gambar.



Tanda air Sukarno 'kurus' dan 'gemuk'
Pecahan 10 rupiah relatif mudah ditemukan bahkan dalam bentuk UNC nya sekalipun. Harga pecahan ini di pasaran berkisar Rp.60.000 perlembar UNC.





Pecahan 25 rupiah
.
Pecahan berwarna hijau muda ini dicetak oleh dua percetakan yaitu Thomas de La Rue (TDL)yang mempunyai tanda air wajah Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran (PK) yang begambar kepala banteng. Untuk tanda air Sukarno (TDL) terdapat 3 variasi nomor seri, yaitu satu huruf, dua huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Sedangkan yang dicetak oleh PK hanya memiliki satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Tentu saja variasi satu huruf berharga jual lebih tinggi sekitar 3 kali lipat dibandingkan variasi lainnya karena lebih sukar ditemukan. Harga UNC variasi biasa selain satu huruf sekitar Rp. 200.000.



Tiga variasi teratas adalah terbitan TDL dan yang paling bawah dicetak oleh PK. Perhatikan tipe huruf dan angkanya yang berbeda.

Pecahan 50 rupiah

Berwarna biru tua, dicetak oleh Thomas De La Rue dan Pertjetakan Kebajoran.

Pecahan 50 rupiah 1960

Pecahan yang dicetak oleh TDL mempunyai tanda air Sukarno dengan tiga variasi nomor seri, yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Variasi satu huruf jauh lebih sulit ditemukan dibandingkan variasi lainnya, sehingga berharga jual sekitar 3 kali lipat variasi 2 atau 3 huruf. Harga UNC variasi 2 atau 3 huruf adalah sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai Rp.250.000/lembar


Sedangkan pecahan yang dicetak oleh PK mempunyai tanda air kepala banteng, hanya mempunyai satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Harga jualnya juga sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai dengan Rp.250.000/lembar UNC.


Tiga lembar teratas dicetak oleh TDL dan yang terbawah oleh PK.




Pecahan 100 rupiah

Berwarna merah kecoklatan, dan dicetak hanya oleh Pertjetakan Kebajoran. Tidak mempunyai variasi tanda air ataupun nomor seri. Harga UNC sekitar Rp.300.000,- perlembar.


Pecahan 100 rupiah 1960



Sebenarnya pada pecahan 100 rupiah ini juga terdapat 2 variasi tanda air yaitu Sukarno yang 'kurus' dan yang 'gemuk' , mirip dengan pecahan 10 rupiah. Tetapi banyak kolektor yang tidak mempermasalahkan hal ini dan menganggap perbedaan tanda air sebagai hal yang biasa-biasa saja.


Pecahan 500 rupiah

Merupakan pecahan yang paling banyak memiliki variasi. tiga variasi pertama dicetak oleh TDL, terdiri dari variasi satu huruf, dua huruf dan tiga huruf, diikuti 4 angka. Semuanya mempunyai tanda air Sukarno. Tiga variasi berikutnya dicetak oleh PK dan masing2 memiliki tanda air yang berbeda yaitu Sukarno, Banteng dan Garuda. Ketiga variasi ini terdiri dari 3 huruf dan enam angka. Jadi total pecahan 500 rupiah ini mempunyai 6 variasi:

1. TDL 1 huruf, mempunyai tingkat kesulitan terbesar. Tentu memiliki nilai jual tertinggi

2. TDL 2 huruf

3. TDL 3 huruf


Pecahan 500 rupiah 1960 TDL variasi 1, 2 dan 3 huruf

4. PK dengan tanda air Sukarno

5. PK dengan tanda air Banteng, keempat variasi terakhir ini (variasi nomor 2, 3, 4 dan 5) mempunyai kisaran harga UNC Rp. 1,5 s/d 2 juta perlembar


Pecahan 500 rupiah 1960 PK


6. PK dengan tanda air Garuda, variasi ini memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, harga sedikit di bawah TDL 1 huruf yaitu berkisar 2-3 kali variasi2 biasa.



Karena memiliki 6 variasi dimana 2 variasi diantaranya memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, maka tidak heran banyak kolektor yang tidak memiliki semua variasi secara lengkap. kedua variasi yang tersulit adalah variasi TDL 1 huruf dan PK Garuda.

Pecahan 1000 rupiah


Merupakan pecahan yang paling banyak dipalsukan, yang asli berwarna hijau terang dicetak oleh Thomas De La Rue dengan tanda air Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran dengan tanda air kepala Banteng.
Uang yang dicetak oleh TDL mempunyai 3 variasi nomor seri yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf, diikuti oleh 4 angka. Variasi 1 huruf sangat-sangat sulit ditemukan, dan merupakan variasi tersulit dari pecahan ini. Sedangkan variasi 2 dan 3 huruf relatif mudah ditemukan. Harga variasi 2 dan 3 huruf sekitar Rp. 200.000 untuk kondisi fine dan Rp.2.000.000,- perlembar untuk kondisi UNC.


Sukarno 1000 rupiah 1960 (TDL) variasi 1, 2 dan 3 huruf



Sedangkan yang didetak oleh PK hanya terdiri dari satu variasi saja yaitu 3 huruf yang diikuti oleh 6 angka. Harga kondisi UNC sedikit dibawah TDL yaitu sekitar Rp. 1.750.000 perlembar untuk kondisi UNC.


Sukarno 1000 rupiah 1960 (PK), bandingkan tipe huruf nomor serinya



Pecahan 2500 dan 5000 rupiah

Sebenarnya masih terdapat pecahan-pecahan yang lebih besar dari 1000 rupiah, tetapi pecahan2 ini tidak jadi diedarkan dan hanya terdapat dalam bentuk SPECIMEN.


Pecahan 2500 rupiah 1960 SPECIMEN



Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 1



Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 2


Bentuk-bentuk lain


Selain uang yang beredar terdapat juga bentuk yang tidak lazim ditemukan, yaitu bentuk PROOF dan bentuk SPECIMEN bernomor seri 0000. Gambar di bawah ini mewakili bentuk2 tersebut.



Sukarno 500 rupiah 1960 PROOF, warna berbeda dibandingkan bentuk yang beredarnya



Sukarno 25 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 00000


Sukarno 100 rupiah proof, perhatikan perbedaan warna pada bagian muka



Sukarno 500 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 0000


Sukarno 1000 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 0000



Uang Sukarno yang dipalsukan


Mungkin karena kharisma bapak Sukarno yang sangat dikagumi, dipasaran banyak sekali beredar uang2 Sukarno yang dipalsukan. Ciri2 uang tersebut adalah:

1. Terbuat dari kertas yang halus dan mudah melengkung bila diletakkan di telapak tangan.
2. Mempunyai gambar yang buram dan tidak jelas
3. Mempunyai nilai nominal yang beragam 1000, 2500, 5000 dan 10000 rupiah
4. Mempunyai gambar dan warna yang berbeda2 (bisa hijau, merah, biru, ungu, dll)
5. Biasanya bertahun 1964 walaupun ada juga yang bertahun 1957, 58, 60 dll
6. Di bagian bawah seringkali tercetak FRANCE
7. Terdapat tanda air Sukarno atau banteng yang jelas terlihat walau tidak diterawang
8. Mempunyai nomor seri yang antik, misalnya BKR 170845
9. Dan banyak lagi lain-lainnya.



Sebagian contoh dari uang Sukarno palsu. Masih banyak lagi bentuk2 lainnya. Uang ini diperjualbelikan secara luas di seluruh tanah air sehingga tidak mengherankan bila uang ini terdapat di pelosok-pelosok desa sekalipun.
Bagi yang tidak mengerti akan menganggap uang ini sebagai barang 'asli' dan mempunyai nilai yang sangat-sangat tinggi, bahkan dianggap sakral karena dapat melengkung atau menggulung sendiri bila diletakkan di telapak tangan. Semua ini bisa terjadi karena kertas yang dipergunakan bukanlah kertas uang sehingga mudah memuai bila terkena suhu panas yang berasal dari tangan kita. Uang2 Sukarno palsu ini sangat mudah ditemukan di kaki lima di seluruh Indonesia, tidak memiliki nilai koleksi dan harga perlembar hanya sekitar Rp. 10.000,-




Seri Sukarno Borneo


Terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah, direncanakan untuk diedarkan di North Borneo (Sabah dan Serawak).
Seri Sukarno Borneo 1961

Seri ini tidak mempunyai variasi dan biasanya mempunyai prefix AEU untuk pecahan satu rupiah dan BAB untuk pecahan dua setengah rupiah. Seri ini relatif mudah ditemukan dan berharga sekitar Rp.400.000 - Rp.600.000 per set dalam kondisi UNC.

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Social Icons

Featured Posts