ORI Kedua hanya mempunyai 4 pecahan, yaitu 5, 10, 25 dan 100 rupiah. Tiga
diantaranya yaitu pecahan 5, 10 dan 100 rupiah mempunyai bentuk yang
sama dengan ORI I. Hanya pecahan 25 rupiah saja yang berbeda. Semua
pecahan bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan ditandatangani oleh
Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Uang-uang
seri ini tidak mempunyai pengaman yang baik, hanya kualitas kertas dan
rahasia pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan apakah uang
ini asli atau palsu. Rahasia kode kontrol ini akan saya jelaskan dilain
kesempatan.
Pecahan 5 rupiah
Pecahan 5 rupiah 1947 (ORI II)
Pecahan
ini relatif mudah ditemukan, dan berharga jual sangat murah sekitar Rp.
5000 untuk kondisi VF sampai sekitar Rp. 75.000 untuk kondisi UNC.
Pecahan ini mempunyai beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah :
1. 6 angka 2 huruf 4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
Contoh variasi nomor seri pada pecahan 5 rupiah 1947Pecahan 10 rupiah
Bentuk dan warnanya sangat mirip dengan ORI I sehingga sering keliru. Harga perlembar sekitar Rp. 25.000 s/d Rp. 250.000,-
Pecahan 10 rupiah 1947 (ORI II)
Terdapat dua variasi nomor seri, yaitu:1. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
Contoh variasi nomor seri pada pecahan 10 rupiah 1947
Pecahan 25 rupiah
Pecahan ini cukup sukar dicari terutama dalam kondisi bagusnya. Harga jual juga lumayan tinggi berkisar di Rp. 100.000 s/d Rp. 200.000,- perlembar.
Pecahan 25 rupiah 1947 (ORI II)
Terdapat beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah:1. 2 huruf tebal 5-2 mm
2. 2 huruf tebal 5-5 mm
3. 2 huruf serif 4-4 mm
Dan
juga terdapat versi palsunya. Sayang sekali untuk saat ini saya belum
memiliki gambar versi palsunya yang dapat kita pergunakan sebagai
perbandingan.
Pecahan 100 rupiah
Bandingkan
pecahan ini dengan pecahan yang sama dari seri ORI I, mirip sekali
bukan? Harga pecahan 100 rupiah yang berkondisi baik lumayan cukup
tinggi, di katalog KUKI 2005 bernilai Rp. 400.000 s/d Rp. 1 juta.
Walaupun dalam kenyataannya tidaklah setinggi itu.
Pecahan 100 ini mempunyai variasi nomor seri sbb:
1. 2 huruf tebal 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
2. 2 huruf tebal 4-4 mm
3. 2 huruf serif 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
4. 2 huruf serif 4-4 mm
Contoh variasi nomor seri 1 dan 3 pada pecahan 100 rupiah 1947
Kesimpulan dari seri ORI II :
1. Hanya terdiri dari 4 pecahan
2. Mirip sekali dengan seri ORI I
3. Relatif mudah ditemukan dan bernilai jual tidak terlalu tinggi
4. Memiliki banyak sekali variasi nomor seri, mungkin ada yang belum tercatat
5. Terdapat versi palsunya terutama untuk pecahan 10 dan 25 rupiah
Leave a Reply